PTK Deti Jubaedah
PENGGUNAAN
MEDIA IN FOCUS
DALAM
PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA MELALUI
PENGAJARAN TEXT
FUNTIONAL PADA
SISWA
KELAS IX
SMP
(PenelitianTindakanTerhadap Siswa Kelas IX A
SMP Negeri 1 Ciwidey)
LAPORAN
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SMP
NEGERI 1 CIWIDEY
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG
JAWA
BARAT
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan latar belakang
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Pemecahan
Masalah, pertanyaan penelitian, dan hipotesis tindakan. Berikut
dijelaskan secara rinci.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan
teknologi
yang semakin maju pesat menuntut
semua manusia termasuk pendidik untuk dapat memanfaatkan
dan menggunakannya. Tetapi
banyak pendidik
yang masih dan bahkan belum bisa
memanfaatkan teknologi tersebut, misalnya
banyak
pendidik yang masih tidak bisa bahkan takut menggunakan komputer dengan
alasan takut
salah atau tidak bisa. Begitupun
dengan guru bahasa Inggris yang mengerti bahasa Inggris sekalipun masih banyak yang tidak bisa
padahal kalau kita lihat bahasa yang digunakan adalah sama.
Permen
no 41 tahun 2007 tentang standar proses menjelaskan bahwa dalam melaksanakan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru harus “menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi, RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
Banyak
permasalahan yang disebabkan
baik dari luar diri guru maupun dari dalam. Permasalahan yang
dihadapi oleh guru dari luar antara
lain (1) latar pendidikan guru tidak sesuai dengan mata pelajaran yang di
ampunya; (2) belum semua guru tersentuh oleh pelatihan terkait dengan inovasi
pembelajaran; (3) kompetensi guru belum berkembang secara optimal; dan (4)
belum ada sentuhan dari pihak yang lebih kompeten di bidang pembelajaran dan
penilaian, misalnya dari perguruan tinggi sebagai lembaga yang menghasilkan
tenaga pendidik.
Faktor
lain dari dalam yang
menyebabkan rendahnya kemampuan guru dalam keterampilan pembelajaran khususnya
dalam menggunakan media pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai belum
ada peningkatan, antara lain adalah (1) kurangnya penguasaan bahan ajar yang disampaikan.; (2) kurangnya
kemampuan menyajikan informasi;(3) adanya ganggguan terjadi pada sasaran atau
siswa baik fisik maupun psikis; dan (4)
pemilihan media pembelajaran yang tidak tepat yaitu media yang dipilih
tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.
Pemasalahan
lain adalah pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP masih
kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, sedikit sekali sekolah yang mempunyai
laboratorium bahasa yang biasa digunakan sebagai tempat praktik bagi para siswa
untuk melakukan menyimak (listening)
dan berbicara (speaking). Adapun
sekarang ini dengan perlengkapan ruang multimedia yang disediakan sekolah,
pelaksanaan penggunaannya masih jauh dari sempurna karena berbagai alasan. Oleh karena itu guru berperan sangat
penting dalam proses belajar-mengajar di
dalam kelas dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik, mengajar,
dan melatih. Maka dari itu guru professional dituntut memiliki empat standar
kompetensi seperti yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 28
(3), dijelaskan bahwa: “Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan usia dini meliputi (a)
kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi profesional,
dan (d) kompetensi sosial”.
Proses pembelajaran ini
merupakan hal yang penting sebab Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20
tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlaq mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Proses
pembelajaran merupakan proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu
untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan diperlukan
seorang guru yang profesional yang mempunyai kemampuan untuk melakukan
manajemen pembelajaran yang efektif.
Kurangnya
pengetahuan guru bahasa Inggris SMP tentang pengelolaan pembelajaran bahasa
Inggris membuat proses pembelajaran bahasa Inggris kurang efektif sehingga
siswa lulusan SMP banyak yang tidak bisa berkomunikasi bahasa Inggris dalam
bentuk yang sangat dasar yang akan menunjang pengetahuan bahasa Inggris
selanjutnya.
Mengetahui adanya
kelemahan siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris maka ada keharusan bagi
guru melalui manajemen pembelajaran yang harus berupaya merangsang keaktifan
siswa dengan memberdayaan media dan sumber belajar melalui model pembelajaran
karena setiap model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk
strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran (Eggen dan
Kauchahank dalam Wardhani, 2003). Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Salah satu upaya untuk
meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan adalah melalui model
pembelajaran berbasis TIK, karena teknologi informasi dan komunikasi sejalan
dengan bahasa yang dipelajari siswa. Bagi pelajar
melalui teknologi informasi dan
komunikasi diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan
bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.
Untuk meningkatkan
rendahnya mutu pendidikan adalah dengan
penyediaan dan penggunaan media dan sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan
kemajuan ilmu dan pengetahuan yang sekarang semakin akrab dengan kehidupan
keseharian salah satunya yang
sedang hangat dibicarakan adalah media In focus (LCD).
Dengan memperhatikan
uraian di atas, tergambar bahwa banyak permasalahan dalam proses pembelajaran
di sekolah. Untuk memecahkan beberapa permasalahan tersebut penulis mencoba
mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian tindakan
kelas.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan
Masalah
Latar belakang
di atas menggambarkan bahwa upaya
meningkatkan keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris masih menghadapi banyak
permasalahan, di antaranya sebagai berikut. Guru
yang belum bisa optimal dalam menciptakan proses
pembelajaran yang bervariasi, siswa akhirnya merasa jenuh karena guru tidak bisa memotivasi siswa
dalam belajar dan ujung-ujungnya
siswa tidak mau belajar, guru tidak bisa menciptakan belajar yang
menyenangkan, dan kurang sekali guru yang menggunakan media pembelajaran
apalagi media pembelajaran yang berhubungan dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi karena guru tersebut tidak
mampu dalam menggunakannya.
Untuk meningkatkan
rendahnya mutu pendidikan adalah dengan
penyediaan dan penggunaan media dan sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan
kemajuan ilmu dan pengetahuan yang sekarang semakin akrab dengan kehidupan keseharian
salah satunya yang sedang hangat dibicarakan adalah media
In focus (LCD).
Dengan memperhatikan
uraian di atas, tergambar bahwa banyak permasalahan dalam proses pembelajaran
di sekolah. Untuk memecahkan beberapa permasalahan. Penulis mencoba mengangkat permasalahan
tersebut dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan
Media
In Focus dalam Peningkatan Pemahaman
Membaca
Melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa Kelas IX
SMP”.
2. Pembatasan
Masalah
Agar
penelitian tindakan
lebih terfokus, maka diperlukan pembatasan masalah yang terkait dengan proses
pembelajaran. Faktor - faktor yang akan diteliti dibatasi pada aspek
a.
Penggunaan
media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman
Membaca
Melalui Pengajaran Funtional Text pada Siswa
Kelas IX
SMP”
b.
Kemampuan
siswa dalam penguasaan kosakata
c.
Kemampuan
siswa dalam penguasaan informasi rinci
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Tujuan Umum
Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran tentang penggunaan media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman Membaca
melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa
Kelas IX
SMP (Penelitian Tindakan Terhadap Siswa
Kelas IX A SMP
Negeri 1 Ciwidey.)
b. Tujuan
Khusus
1)
Untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
kosakata melalui penggunaan
media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman Membaca
melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa
Kelas IX
SMP (Penelitian Tindakan Terhadap Siswa
Kelas IX A SMP
Negeri 1 Ciwidey)
2)
Untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam dalam
penguasaan informasi rinci
melalui penggunaan media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman Membaca
melalui Pengajaran Funtional Text pada Siswa Kelas IX
SMP (Penelitian Tindakan Terhadap Siswa
Kelas IX A SMP
Negeri 1 Ciwidey.)
2.
Manfaat
Penelitian
a. Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya juga
dapat dijadikan bahan kajian bagi Bahasa Inggris dalam upaya meningkatkan
kreatifitas dan pengetahuannya dalam menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman Membaca
melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa
Kelas IX
SMP. Kegunaan teori ini untuk mengubah dan menyempurnakan serta memperkuat
teori sebagai pembenaran penelitian tindakan
dan
pengembangan penelitian di dunia ilmu pengetahuan khususnya di bidang
pendidikan, selain itu menjadi referensi bagi penelitian tindakan selanjutnya.
b. Manfaat
Praktis
Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1) Bagi
siswa:
Dengan
dilaksanakannya pengajaran dengan menggunakan media In Focus dalam peningkatan Pemahaman
Membaca melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa Kelas IX
SMP yang akan mereka gunakan dalam kehidupan mereka sehari hari.
2) Bagi
Guru
Untuk
membantu mengatasi masalah, memberikan wawasan
dan pemahaman metodologis
pembelajaran Bahasa Inggris.
3) Bagi
Peneliti Lain:
Diharapkan
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan lebih lanjut untuk
penelitian tindakan yang
akan datang, dalam rangka pengembangan proses belajar mengajar.
D. Pemecahan Masalah
Dalam implementasi KTSP
pendidikan Bahasa Inggris harus dipandang sebagai usaha pengembangan literasi
dalam bahasa tersebut. Pendidikan ini disebut literacy education yang diarahkan pengembangannya pada kompetesi
komunikatif yang berarti berpartisipasi dalam pemciptaan berbagai teks Bahasa
Inggris. Pengembangan kemampuan berwicara
dan beraksara dilakukan secara terpadu. Keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis tidak diposisikan secara linier, berjajar, melainkan
terpadu sebagai struktur yang mewarnai rancangan proses belajar mengajar. Kern
(2000:132) mempresentasikan gagasannya dalam tiga lingkaran talking, reading dan writing sebagaimana tujuan pembelajaran berbasis kompetensi yaitu
pencapaian kompetensi itu sendiri.
Oleh karena itu,
pendekatan, metode dan teknik-teknik pengajarannya diserahkan pada para
pengelola pengajaran. Meskipun teknik-teknik pengajaran diharapkan fleksibel,
perlu ditekankan bahwa dalam implementasinya pengajar diharapkan memperhatikan
proses pengajaran atau tahapan-tahapan yang dirancang dengan matang sehingga
semua kegiatan yang terjadi di dalam kelas mengarah kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
Model
pembelajaran menggunakan media
In Focus dalam peningkatan Pemahaman Membaca melalui Pengajaran Funtional
Text pada Siswa Kelas IX
SMP yang digunakan
dalam kehidupan mereka sehari hari dapat memotivasi siswa dalam belajar dan
meningkatkan proses belajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa
juga tidak dapat dipungkiri bahwa “penggunaan media pembelajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu
pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran, hasil belajar yang dicapai
siswa akan lebih lama diingat siswa sehingga mempunyai nilai tinggi” (Sujana,
1991). Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, guru menyadari bahwa tanpa
bantuan alat bantu media maka bahan
pelajaran sukar dicerna dan dipahami oleh para siswa.
- Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
pemecahan masalah di atas maka penulis
mencoba membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan media In Focus dalam peningkatan pemahaman
Membaca melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa Kelas IX
SMP
2. Apakah siswa memiliki Kemampuan dalam
penguasaan kosakata
3. Apakah siswa memiliki Kemampuan dalam
penguasaan informasi rinci
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
pertanyaan penelitian,”Bagaimanakah penggunaan media In Focus dalam peningkatan pemahaman
membaca melalui pengajaran Text funtional pada Siswa Kelas IX
SMP”, diperoleh
hipotesis tindakan sebagai jawaban sementara dan pembuktiannya dilakukan
melalui penelitian di kelas. Adapun rumusan hipotesis tindakan sebagai berikut penggunaan
media In Focus dapat meningkatkan pemahaman
Membaca melalui Pengajaran Text Funtional pada Siswa Kelas IX
SMP.
Komentar
Posting Komentar